Pagiku merajuk kelam
Setelah tahajudku mulai tenggelam
Matahari yang kutunggu mulai tak bersahabat
Khawatir ia datang dari arah kiblat
Qolbuku mulai berkabut
Teringat amal baru selutut
Akupun padam,
Tapi, entahlah !
Mungkin karena bumiku terlalu lama merana
Enggan mengadu kepada khalifahnya
Fasaadu fil barri wal bahri bukanlah jenaka
Tapi lonceng dari Ya Malikul Mulk
Bila bumiku berhenti berputar
Pasti semesta seperti bergulung tikar
Niscaya terompet terdengar menggelegar
Oh.... Nestapanya !
Jika bumiku telah tamat
Manusia pun tak bertempat
Mereka bak anai yang diterbangkan
Terlibas pasak-pasak bumi yang dihamburkan
Ya Allah...
Engkau begitu besar
Janjimu juga benar
Mana mungkin bumi terus berputar
Jika syukur tak pernah diumbar
Mana mungkin mahsyar akan selamat
Jika
jasad selalu menyiakan solat
Senin, 26 Desember 2022
BILA BUMIKU BERHENTI BERPUTAR
Sabtu, 19 Desember 2020
MASA HANGAT YANG HILANG
Izinkan aku menyampaikan pesan
Padamu yang jauh
kesan rinduku di masa yang lalu
dimasa kecil yang tak pernah lekang
Kini terus mengekang lazimnya sakit sebuah kenyataan
Padamu yang jauh
kesan rinduku di masa yang lalu
dimasa kecil yang tak pernah lekang
Kini terus mengekang lazimnya sakit sebuah kenyataan
Andai kau dan aku bisa datang pada masa mendatang datang
Tak 'kan ada yang tersisa untuk luahkan banyak cerita
Di kala-kala sulit kita tumbuh menjadi dewasa
Tuhan, aku kaku bercerita
Doa hangatku ingin ku bisikkan di sela perintah-Mu
Kau jaga dia,
Kau kuatkan dia,
Kau sehatkan dia,
Kau kembalikan keyakinannya agar ada asa pada masa sulitnya
Aku mengerti,
Ini sebuah uji-Mu
untuk meluruhkan dosa-dosanya
untuk membuatnya lebih baik,
Tapi.....
Aku mohon kembalikan masa hangat yang hilang
masa kecil yang hangatku
Bersama dia yang telah lama berjuang
Melawan rasa sakit dirinya sendiri
Menahan sabar dan tabah atas ujiMu
Tuhan....!
Bila pintaku salah
berilah tunjuk kepadaku meyakini tentang dia
tentang kesembuhannya; biar singgah tenang padaku
pada masa hangat yang telah lama hilang
Label:
12 Desember 2020,
Puisi
Minggu, 31 Mei 2015
HATI PERANTAUANKU
Terlalu lama aku berpura
Mati tak berlagu
Menahan amarah
Menahan cemburu
Menahan rindu
Sepertinya oleng menggerutu
Kini aku bagai belajar bisu
Merindu rasa setelah berteka-teki dalam mauku
Sekujur malam aku hanya mampu membilang
Tanggal dimana kau akan hilang
Tinggalkan aku dengan pesan hatimu
Aku sadar...
Meski sayang tak dapat ku layang
Meski sayang tak sanggup ku bayang
Tapi kau adalah terbaik di perantauanku
Betapa dalam aku terlempar
Terkubur jauh siksa pesan hati
Selalu bertemankan azab yang menderaku
Aku tak mampu jadi biasa
Karena kau selalu hadir dalam ingatanku
Kau yang menghitung waktuku
Kau yang mendikte langkahku
Kau juga yang bangun dan tidurkan aku
Lantas, bagaimana bisa aku tanpamu !
Aku masih butuh hadirmu, untuk melengkapi rasaku
Menyempurnakan pesan hatiku
Menjaga pesan hatimu
Sampai aku dan kau memang benar-benar tak bisa bersama
Konon hidup kita tak mungkin berpadu
Kau tetap bukan sekedar titian
Sedapat mungkin kaulah kini asaku
Walaupun aku tahu sakitnya tak kan pernah berlalu
Engkaulah masa-masa yang ku rindu
Engkaulah hati perantauanku
Mati tak berlagu
Menahan amarah
Menahan cemburu
Menahan rindu
Sepertinya oleng menggerutu
Kini aku bagai belajar bisu
Merindu rasa setelah berteka-teki dalam mauku
Sekujur malam aku hanya mampu membilang
Tanggal dimana kau akan hilang
Tinggalkan aku dengan pesan hatimu
Aku sadar...
Meski sayang tak dapat ku layang
Meski sayang tak sanggup ku bayang
Tapi kau adalah terbaik di perantauanku
Betapa dalam aku terlempar
Terkubur jauh siksa pesan hati
Selalu bertemankan azab yang menderaku
Aku tak mampu jadi biasa
Karena kau selalu hadir dalam ingatanku
Kau yang menghitung waktuku
Kau yang mendikte langkahku
Kau juga yang bangun dan tidurkan aku
Lantas, bagaimana bisa aku tanpamu !
Aku masih butuh hadirmu, untuk melengkapi rasaku
Menyempurnakan pesan hatiku
Menjaga pesan hatimu
Sampai aku dan kau memang benar-benar tak bisa bersama
Konon hidup kita tak mungkin berpadu
Kau tetap bukan sekedar titian
Sedapat mungkin kaulah kini asaku
Walaupun aku tahu sakitnya tak kan pernah berlalu
Engkaulah masa-masa yang ku rindu
Engkaulah hati perantauanku
Kamis, 11 Agustus 2011
RINDU (Part II)
Ku mampu hapuskan siang
Ku mampu tutupi malam
Aku sanggup lunturkan terang
Aku juga sanggup baurkan kelam.
Semuanya mampu ku taklukkan......
Itu mudah bagiku
Meski pilu lagukan syahdu
Tapi sempurnanya aku hanya denganmu
Tak seperti ini......, aku harus menahan rindu !!!
Melalui bait ini
Aku lemah tak berarti
Ingat akan yang tersimpan
Ingat akan semua kenangan
Beginilah aku......
Seonggok dengan kelemahan yang tak dapat dipadam
Seperti melewati hidup tanpa titian
Kosong diruang kehidupan
Beginilah aku dengan rindu membilah kaku
Ku mampu tutupi malam
Aku sanggup lunturkan terang
Aku juga sanggup baurkan kelam.
Semuanya mampu ku taklukkan......
Itu mudah bagiku
Meski pilu lagukan syahdu
Tapi sempurnanya aku hanya denganmu
Tak seperti ini......, aku harus menahan rindu !!!
Melalui bait ini
Aku lemah tak berarti
Ingat akan yang tersimpan
Ingat akan semua kenangan
Beginilah aku......
Seonggok dengan kelemahan yang tak dapat dipadam
Seperti melewati hidup tanpa titian
Kosong diruang kehidupan
Beginilah aku dengan rindu membilah kaku
AKU MANUSIA BIASA
Hingar bingar hati
Lunglai tak tembuskan hari
Lemah tak berseri.
Lihat aku & cinta yang tak mampu ku jalani,
Tak mampu kutuliskan di batang hari,
Ini karena rasa yang luar biasa,
Tak sanggup ku paparkan dalam cinta.
Telah ku coba tetap tak bisa
Semua hanya ada dalam paruhan jiwa
Yang gugup bergeming hantukan rasa
Membunuh nada hentakkan raga
Mencuri alun hentikan irama tuk berdua
Walau demikian
Kau telah mampu menulis kesan dalam pertemuan
Memang ini biasa
Tapi ini berdosa
Berdosa pada mereka berdua
Berdosa karena mengkhianitinya
Semua sungguh singkat dan cepat
Dan bahkan seperti kilat yang tak berbilang empat (7-9)
Maafkan aku karena aku manusia biasa
Lunglai tak tembuskan hari
Lemah tak berseri.
Lihat aku & cinta yang tak mampu ku jalani,
Tak mampu kutuliskan di batang hari,
Ini karena rasa yang luar biasa,
Tak sanggup ku paparkan dalam cinta.
Telah ku coba tetap tak bisa
Semua hanya ada dalam paruhan jiwa
Yang gugup bergeming hantukan rasa
Membunuh nada hentakkan raga
Mencuri alun hentikan irama tuk berdua
Walau demikian
Kau telah mampu menulis kesan dalam pertemuan
Memang ini biasa
Tapi ini berdosa
Berdosa pada mereka berdua
Berdosa karena mengkhianitinya
Semua sungguh singkat dan cepat
Dan bahkan seperti kilat yang tak berbilang empat (7-9)
Maafkan aku karena aku manusia biasa
Minggu, 30 Januari 2011
KABARI AKU
Kabari aku bila kau sakit
Kabari aku bila kau luka
Dan....
Kabari aku juga bila kau dapat bahagia.
Kali ini,
Kau tiba-tiba melupakanku
untuk masamu yang tak pernah ku tahu, tapi untuk apa ?
Memberi ku sebab kau juga tidak !
Kau tahu diriku
Insan yang slalu berteman dengan mengapa,
Namun kau tetap slalu tak menjagaku.
Kau boleh tanpaku, setidaknya aku tahu.
Jangan pernah kau hadir disela sibukku bila masamu surut, karena itu membuatku "tak seperti aku".
Aku juga tak menghukumimu
Apalagi menghakimi
Karena aku bukan hakim atasmu
Aku hanya ingin kau kabariku selalu tentang dan cerita-ceritamu.
Kabari aku bila kau luka
Dan....
Kabari aku juga bila kau dapat bahagia.
Kali ini,
Kau tiba-tiba melupakanku
untuk masamu yang tak pernah ku tahu, tapi untuk apa ?
Memberi ku sebab kau juga tidak !
Kau tahu diriku
Insan yang slalu berteman dengan mengapa,
Namun kau tetap slalu tak menjagaku.
Kau boleh tanpaku, setidaknya aku tahu.
Jangan pernah kau hadir disela sibukku bila masamu surut, karena itu membuatku "tak seperti aku".
Aku juga tak menghukumimu
Apalagi menghakimi
Karena aku bukan hakim atasmu
Aku hanya ingin kau kabariku selalu tentang dan cerita-ceritamu.
Rabu, 18 Agustus 2010
Semua Untuk "I Love U"
Kemaren...
Baru saja aku berbisik kepadamu
Menulis kata i love u
Pada hatimu yang belum mejadi salju
Pada diri yang belum baiduri
Waktu itu kau begitu mengusik
Sepeti kau raja di hatiku
Dan aku....hanya jelata
yang terus kau paksa melata di jeruji cintamu
Walau begtiu...
Tak pernah bagiku untuk pergi
Memberi jarak di hati
Menembus beningnya asa
ungkapan i love u
dalam rongga dan mhkota.
Karena dirimu, aku penuh arti
Karena sifatmu, aku penuh benci
Karena kau dan aku, tak pernah mengerti
Semua untuk i love u.....
Baru saja aku berbisik kepadamu
Menulis kata i love u
Pada hatimu yang belum mejadi salju
Pada diri yang belum baiduri
Waktu itu kau begitu mengusik
Sepeti kau raja di hatiku
Dan aku....hanya jelata
yang terus kau paksa melata di jeruji cintamu
Walau begtiu...
Tak pernah bagiku untuk pergi
Memberi jarak di hati
Menembus beningnya asa
ungkapan i love u
dalam rongga dan mhkota.
Karena dirimu, aku penuh arti
Karena sifatmu, aku penuh benci
Karena kau dan aku, tak pernah mengerti
Semua untuk i love u.....
Langganan:
Postingan (Atom)